GALASTIK 2017 : Cinta yang Besar dan Cukup untuk Merelakanmu Pergi

GALASTIK 2017 : Cinta yang Besar dan Cukup untuk Merelakanmu Pergi

Tanggal Posting (06-01-2018) Intan Maulida

Photo by: Isdhani Nurrahmah

Pementasan musiktahunan yang dinanti-nantikan oleh penggemar musik di STIS kembali digelar padaSabtu (06/01) di auditoriumSTIS. Acara musik dengan bumbu-bumbu romantisme ini merupakan acara rutin yangdiselenggarakan oleh UKM Kesenian Bidang X-Bar. Ekshibisi music rutinan X-Bartahun 2017 ini sempat mengalami pengunduran waktu hingga awal 2018. “Galastikbakal tetap ada.Galastik bakal kita undur sampai awal tahun 2018, tapi tetap dengan nama Galastik 2017,” klarifikasi Dery Wirandika, selakuKetua X-Bar 2016/2017 melalui akun instagram @xbar. Meskipun dengan judul Galastik 2017 sementara pementasannya pada awal tahun 2018, tidak menyusutkansemangat para penggemar musik untuk menikmati event megah ini.

Tepat pukul 19.00 WIB,telah dibuka acara musik Galastik 2017 oleh dua MC dari Putra Putri STIS 2017,Cristia Monica dan Rivaldo Mubarak. Sebelum acara dimulai, kedua MC menyambutkedatangan tamu undangan special Galastik 2017, yakni Bapak Kecuk Suhariyantodan Bapak Agus Purwoto. 

Galastik 2017 yang bertajuk Drowned in Memoriesmerupakan serangkaian kisah yang melanjutkan event Galastik sebelumnya. “Di tahun 2015, kita pakai ‘Love Hurt’, lalu 2016 temanya move on, dan di tahun2017 ini temanya gagal move on, jadiseperti membentuk suatu cerita gitu,”ungkap Ketua Pelaksana Galastik 2017, Bagus Satria. 

Beberapa film pendeksudah dibuat jauh hari oleh panitia X-Bar. Mereka menyiapkan tiga film pendekdengan judul; “Kalau Saja”, “Harapan”, dan “Waktu”. Namun film-film pendektersebut tidak langsung diputar begitu saja. Film-film pendek dipotong menjadiempat bagian dan di setiap bagian diselingi lagu-lagu yang menambah suasana romantis pada film. Lagu-lagu tersebutdibawakan langsung oleh anggota X-Bar dengan versi mereka.

Setelah memutar film pendek berjudul “KalauSaja” dan diselingi dengan beberapa lagu yang memperkuat suasana haru, acaraGalastik 2017 semakin terasa istimewa dengan kehadiran Bapak Harwin ditengah-tengah berlangsungnya acara.

Suasana malam itusemakin terasa meriah, terlebih ketika Kepala BPS RI, Bapak Kecuk Suhariyantoturut menampilkan sebuah lagu. Sebelum membawakan lagu yang beliau sukai, beliau mengutarakan pendapatnya terkait dengan acara ini.Beliau merasa bangga dengan mahasiswa-mahasiswi STIS karena adanya acaraGalastik 2017 tersebut.“Mahasiswa STIS mampu membuktikan bahwa otak kanan dan otak kiri mampu bekerjabersama. Mahasiswa STIS juga mampu mematahkan pendapat orang-orang yangmengatakan bahwa anak statistika itu boring,” ujarBapak Kecuk Suhariyanto. Menurut beliau, Galastik 2017 merupakan bukti bahwaanak statistika tidak melulu harus berkutat dengan angka sehingga tidak bisamenciptakan nada.

Setelah mengutarakan kebanggan beliau kepadamahasiswa STIS, Bapak Kecuk membawakan lagu yang bermakna mempertanyakan suatukepastian, Mau Dibawa Kemana yang merupakan lagu ciptaan dari Armada.Penampilan memukau beliau mampu membuat penonton di auditorium STIS mengikuti irama yangdisenandungkannya. Suasana ramai nan hanyut itu mewarnai malam minggu di auditorium STIS.

“Waktu”, judul filmpendek terakhir yang menutup serangkaian film pendek yang diputar malam itu. Galastik 2017, yang mampu membuatpenonton melebur dan hanyut dalam ceritanya, harus sudah diakhiri pada pukul22.00. Penampilan terakhir dari band kelima belas dengan lagu Sementara.

Galastik 2017 yang memliki perbedaan dibandingkan dengan Galastik 2016 dalam sistem penggunaan tiket yang berbeda, dan dengan kuota yang lebih sedikit dari sebelumnya, tak menyurutkankepuasan ketua pelaksana Galastik 2017, Bagus Satria. Lalu ketika ditanyaharapannya mengenai Galastik 2018, dia berujar, “Bisa makin lebih maju, baik dari segi konsep maupun aluracaranya, mungkin 2018 bisa mencari konsep yang lain, yang berbeda dengansebelumnya.”

Photo by: Isdhani Nurrahmah

Photo by:





Stay Tuned

Copyright © 2023 Media Kampus STIS